Ketua Majelis Ulama Indonesia, Amidhan, menilai isi buku Reaching Muslims harus dikaji oleh para pakar keislaman. Apakah buku itu mengandung hal-hal yang menyesatkan tentang Islam.
Bila demikian isinya, Amidhan merekomendasikan Kejaksaan Agung untuk melarang peredaran buku itu di Indonesia. Tapi bila tidak, ia menilai masyarakat muslim di Indonesia sudah pintar untuk menilai buku mana yang bisa ‘mengubah’ mereka.
“Buku ini tampaknya mau mencecar dimana umat Islam terbesar di dunia berada,” kata Amidhan pada Republika, Jumat (7/1). Namun ia meminta umat Islam Indonesia tidak terprovokasi dengan buku ini.
“Yang penting bagi umat adalah meningkatkan iman dan taqwa. Kita jangan peduli terhadap suara dari luar,” katanya.
Buku yang perlu dilarang, lanjut Amidhan, adalah bila ditemukan adanya buku yang menyerupai Alquran tapi ternyata isinya sudah dimodifikasi sedemikian rupa. Atau buku yang sepertinya terbitan dari pesantren dan diisi ayat-ayat fiktif.
Kedua jenis buku ini, katanya, bisa memengaruhi secara perlahan umat Islam yang tidak tahu.
Ia menambahkan, umat Islam memang saat ini sedang ‘dikerjai’ dan disibukkan oleh beragam isu-isu. Sementara di luar negeri, perkembangan Islam sudah sangat pesat. “Islam berkembang lewat contoh-contoh sosial,” katanya.
Seperti diketahui, buku Reaching Muslims diposisikan sebagai panduan lengkap bagi orang Kristen yang diarahkan untuk memperkenalkan Muslim pada Yesus yang nyata, sebagaimana orang Kristen mengerti dia, sehingga memungkinkan mereka, jika mereka ingin, untuk meninggalkan Islam.
Salah satu anjuran buku ini, UMAT KRISTEN DIDORONG UNTUK MENGENAL MUSLIM, MENGUCAPKAN SELAMAT IDUL FITRI DENGAN MIMIK BAHAGIA, MENGAMBIL KUE YANG MEREKA TAWARKAN, DAN MENDAPATKAN UNDANGAN UNTUK SEBUAH PERAYAAN. Selain itu, mereka harus berhati-hati memicu ketakutan dan ketidakpercayaan dengan, misalnya, masuk ke argumen tentang Syariah yang mungkin didasarkan pada laporan media.
Tapi mereka tidak boleh menyembunyikan kepercayaan Kristen mereka atau kehilangan kesempatan untuk mendiskusikan “Kenabian Yesus” dan memperkenalkan mereka dengan murtadun yang telah lebih dulu “tercerahkan”. Bahkan, ada bagian dari buku yang didedikasikan untuk saran praktis tentang bagaimana Muslim bisa meninggalkan Islam tanpa menimbulkan permusuhan yang tidak perlu dari keluarga atau komunitasnya. Bahkan, ada saran yang lebih ektrem lagi: kristenkan mereka tanpa perlu melarang mereka untuk tetap datang ke masjid! Itulah yang kini tengah dilakukan para evangelis di Sudan, demikian buku ini mencontohkan.
 
Sumber: REPUBLIKA